DUA LINGKARAN
Cobalah ambil 1 barang
yang bukan pecah belah, misalnya dompet, lalu lemparkan keatas..! Apa
yang terjadi? Jatuh ‘kebawah’ kan? Andaikan benda itu adalah rejeki,
bisakah Anda mengatakan, “Kalau sudah rejekinya di tangan saya, maka akan jatuh di tangan saya!” → Benarkah itu?
Kalau Anda bilang benar, coba lempar keatas ribuan kali atau jutaan
kali, sampai gempor... Tanpa Anda berusaha menangkapnya, gak bakalan
jatuh di tangan Anda, kecuali Anda sakti mandraguna.
Koq bisa
begitu? Ya iyalah.. itulah Hukum Alam (Sunatullah) namanya GRAVITASI.
Bagaimana agar benda itu ada di tangan Anda? Ya ditangkap donk..!! Coba
lempar beberapa kali, syukur ada kawan yang bisa bantu saling lempar.
Coba hitung berapa kali Anda dilempar oleh kawan Anda dan berapa kali
Anda bisa menangkap? Jika jarak Anda jauhkan, maka akan mulai terasa
tingkat kesulitannya dan apa yang akan terjadi? Dari beberapa kali
lemparan Anda, mungkin akan ada beberapa kali yang tak tertangkap.
Usaha kita untuk menangkap itu disebut ikhtiar yang menghasilkan NASIB
kita. Adapun saat kita berusaha dan gagal menangkap, itu disebut TAKDIR.
Bagaimana ‘memperbesar’ faktor nasib kita, agar kemungkinan kita
menangkap rejeki lebih besar? L.A.T.I.H.A.N…!! Alias menyempurnakan
ikhtiar.
Nasib ibarat lingkaran yang kita bisa kuasai (kecil).
Takdir adalah lingkaran yang kita terkuasai (besar). Kita tak bisa
menghapus takdir, karena itu hak Allah, tapi kita bisa memperbesar
lingkaran nasib kita, karena itu upaya kita dan juga anugerah potensi
yang Allah berikan.
Kita diberikan potensi yang besar oleh
Allah untuk mempelajari ilmu yang ada di bumi dan kemudian
menyempurnakan ikhtiar kita. Namun sering kita lalai, banyak mengeluh,
menunda-nunda, menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Allah, padahal
kita belum menyempurnakan ikhtiar kita.
HIRARKI, Urutan Proses Menuju Sukses..
HIRARKI, Urutan Proses Menuju Sukses..
Seperti mengadon suatu kue, inilah yang diperlukan:
• Komposisi
• Takaran
• Urutan
• Durasi
• Cara pengerjaan
• Alat bantu
Satu saja terlewat, jadilah bantat..
Coba saat membuat kue, Anda tak mengindahkan hirarki (urutan) penggunaan bahan. Masukkan telor, tepung, mentega, tak berurutan, maka akan hancur hasilnya.
Begitu juga menciptakan TREN bisnis, memiliki hirarki FORMULA untuk sukses. Dari 7 Formula Mencipta TREN, Formula 1 hingga 5 adalah urutan. Formula 6 dan 7 adalah pelengkap/akselerasi, boleh mana duluan.
Kalo pasar yang dibidik tidak Potensial (formula 1), apalagi berdarah-darah, produk Anda tak akan bergerak pesat.
Jika Formula 2 dilompati, langsung ke Formula 3 dan 4, barang mungkin cepat laku, tapi pelanggan kecewa. Jika Mereknya ngeTOP, tapi packagingnya gak KONTRAS, siapa orang yang tau? Gak dilirik..!
Sekedar punya produk trus di BLOW oleh ARTIS? Bisa aja terkenal, tapi pengguna kecewa dan jadi bumerang (black campaign).
Jika Formula ini diterapkan ke dunia Politik, sama saja koq hukumnya → hirarki harus dipatuhi. Seorang pribadi yang 'GAK NGANGENIN', diCITRAkan berlebih (via Penyebar Virus), bisa menang, tapi mengecewakan. Sebaliknya jika pribadi seseorang sudah NGANGENIN, penebar manfaat, secara ORGANIK penyebaran virus akan terjadi.
Kalau mau lebih akselerasi, ya keduanya berjalan, tapi diawali dengan 'Pribadi yang NGANGENIN". Baru diberitakan. Istilahnya.. bangunlah IMPACT dahulu, baru IMAGE kemudian, alias INSIDE OUT, dari dalam keluar..
Kasus paling gampang mengidentifikasi 'salah hirarki’ adalah kurangnya Angka REPEAT ORDER pada produk Anda. Ngangenin itu Rumusnya gampang koq:
VALUE (yang didapat konsumen) > PRICE (yang dibayar).
Kalo konsumenmu order sekali, trus kabur gak balik lagi, brarti produkmu NJIJIKI, bukan NGANGENI..
Pertanyaan: “Mas J, warungku pernah rame pas awal buka, trus sepi..” → Tau kan jawabnya..?
Merek yang ngeTOP, Promo yang WoW, membuat orang penasaran mencoba. Jika Produk tak Ngangenin, pelanggan akan kecewa..
Perhatikan hirarki kesuksesan, semuanya memakan waktu dan persiapan. Jangan harap instan, karena nama baik jadi taruhannya..
Ikuti roadshow seminar Buka Langsung LARIS di 15 kota Indonesia.
Seperti mengadon suatu kue, inilah yang diperlukan:
• Komposisi
• Takaran
• Urutan
• Durasi
• Cara pengerjaan
• Alat bantu
Satu saja terlewat, jadilah bantat..
Coba saat membuat kue, Anda tak mengindahkan hirarki (urutan) penggunaan bahan. Masukkan telor, tepung, mentega, tak berurutan, maka akan hancur hasilnya.
Begitu juga menciptakan TREN bisnis, memiliki hirarki FORMULA untuk sukses. Dari 7 Formula Mencipta TREN, Formula 1 hingga 5 adalah urutan. Formula 6 dan 7 adalah pelengkap/akselerasi, boleh mana duluan.
Kalo pasar yang dibidik tidak Potensial (formula 1), apalagi berdarah-darah, produk Anda tak akan bergerak pesat.
Jika Formula 2 dilompati, langsung ke Formula 3 dan 4, barang mungkin cepat laku, tapi pelanggan kecewa. Jika Mereknya ngeTOP, tapi packagingnya gak KONTRAS, siapa orang yang tau? Gak dilirik..!
Sekedar punya produk trus di BLOW oleh ARTIS? Bisa aja terkenal, tapi pengguna kecewa dan jadi bumerang (black campaign).
Jika Formula ini diterapkan ke dunia Politik, sama saja koq hukumnya → hirarki harus dipatuhi. Seorang pribadi yang 'GAK NGANGENIN', diCITRAkan berlebih (via Penyebar Virus), bisa menang, tapi mengecewakan. Sebaliknya jika pribadi seseorang sudah NGANGENIN, penebar manfaat, secara ORGANIK penyebaran virus akan terjadi.
Kalau mau lebih akselerasi, ya keduanya berjalan, tapi diawali dengan 'Pribadi yang NGANGENIN". Baru diberitakan. Istilahnya.. bangunlah IMPACT dahulu, baru IMAGE kemudian, alias INSIDE OUT, dari dalam keluar..
Kasus paling gampang mengidentifikasi 'salah hirarki’ adalah kurangnya Angka REPEAT ORDER pada produk Anda. Ngangenin itu Rumusnya gampang koq:
VALUE (yang didapat konsumen) > PRICE (yang dibayar).
Kalo konsumenmu order sekali, trus kabur gak balik lagi, brarti produkmu NJIJIKI, bukan NGANGENI..
Pertanyaan: “Mas J, warungku pernah rame pas awal buka, trus sepi..” → Tau kan jawabnya..?
Merek yang ngeTOP, Promo yang WoW, membuat orang penasaran mencoba. Jika Produk tak Ngangenin, pelanggan akan kecewa..
Perhatikan hirarki kesuksesan, semuanya memakan waktu dan persiapan. Jangan harap instan, karena nama baik jadi taruhannya..
Ikuti roadshow seminar Buka Langsung LARIS di 15 kota Indonesia.
MILIARDER BELIA
MILIARDER BELIA
Di jaman internet, para miliarder akan semakin belia. Tantangannya adalah kesiapan 'mental' untuk sukses. Siapkah?
Kesiapan itu antara: kerendahan hati, tetap sederhana, tata krama, akhlaq mulia.. Nah, itu yang jarang saya temui di pribadi belia yang sukses.
Kesuksesan materi dan popularitas bisa jadi bencana besar, tanpa sukses attitute. Mungkin mereka pun tak tahu bahwa mereka salah, karena asuhannya yang salah..
Sebagai orang tua, hendaknya bukan hanya mendidik anak berprestasi secara akademisi atau materi, tapi memberi fondasi etika dan tata krama. Agama? Itu sudah pasti harus, tapi bukan sepotong ilmu tanpa akhlaq.
Jangan sampai ‘teguran’ Tuhan datang, baru sadar kemudian. Karena ‘teguran’ akan menyakitkan..
Di jaman internet, para miliarder akan semakin belia. Tantangannya adalah kesiapan 'mental' untuk sukses. Siapkah?
Kesiapan itu antara: kerendahan hati, tetap sederhana, tata krama, akhlaq mulia.. Nah, itu yang jarang saya temui di pribadi belia yang sukses.
Kesuksesan materi dan popularitas bisa jadi bencana besar, tanpa sukses attitute. Mungkin mereka pun tak tahu bahwa mereka salah, karena asuhannya yang salah..
Sebagai orang tua, hendaknya bukan hanya mendidik anak berprestasi secara akademisi atau materi, tapi memberi fondasi etika dan tata krama. Agama? Itu sudah pasti harus, tapi bukan sepotong ilmu tanpa akhlaq.
Jangan sampai ‘teguran’ Tuhan datang, baru sadar kemudian. Karena ‘teguran’ akan menyakitkan..
MENGAJAR DAN BELAJAR
MENGAJAR DAN BELAJAR
Guru saya mengatakan, "Janganlah kamu sibuk membina orang lain, sedangkan dirimu sendiri binasa.."
Tak perlu jadi lilin untuk berkorban menerangi orang lain. Jadilah emergency light, berguna di saat yang tepat, bisa di-recharge lagi..
Ada saatnya berbagi, ada saatnya membekali diri dengan keilmuan baru..
Guru saya mengatakan, "Janganlah kamu sibuk membina orang lain, sedangkan dirimu sendiri binasa.."
Tak perlu jadi lilin untuk berkorban menerangi orang lain. Jadilah emergency light, berguna di saat yang tepat, bisa di-recharge lagi..
Ada saatnya berbagi, ada saatnya membekali diri dengan keilmuan baru..
Serba Gratis - Uang Gratis, Download Gratis, software gratis, barang gratis, gratis internet, uang gratis, buku gratis, game gratis, gratis mp3, gratis download game
SERBA GRATIS
Percaya diri adalah kunci pembuka negosiasi. Kabar baiknya, Percaya Diri itu GRATIS, gak bayar juga. Manusia sering mengkufuri wujud sebagai manusia dengan merasa rendah diri di hadapan manusia lainnya. Padahal kita sama-sama manusia, bukan hewan yang derajatnya lebih rendah. Kita boleh rendah diri hanya di hadapan Allah saja.
Setelah usaha dibuka, tentu perlu PROMOSI agar LARIS manis, bahkan sejak buka. “Tapi promosi itu kan ngeluarin biaya besar?” → Kalau kreatif dan berani, semua bisa gratis koq. Ini contohnya:
• Bisnis yang bagus adalah yang diomongin orang. Anda kan orang? Yang diomongin sendiri juga boleh kan? Kalau ketemu sama orang, promosilah tentang usaha Anda, seolah itu usahanya orang lain, tapi jangan ngecap berlebihan.
• Sering-sering kirim lagu di radio. Pura-pura kirim ke tim usaha Anda atau pasangan Anda sendiri. Misal, “Mau kirim lagu buat Yuni di Angkringan Nangkring…” → Bayar pulsa doank.
• Cari mal terdekat, pura-pura menghilang, terus minta diumumkan ke bagian informasi, “Perhatian-perhatian, panggilan kepada saudari Yuni dari Angkringan Nangkring, ditunggu rekannya di informasi..” → sehari 10 kali menghilang, cepat terkenal, he he he..
• Kalo ada spanduk, jangan dipasang, tapi dipegang berdua di lampu merah terdekat atau keliling kampung terdekat. Gila dikit kenapa sih?!
• Ajak beberapa kerabat untuk mancing orang lain melihat warung atau usaha Anda. Caranya? Ya dilihatin warung Anda bersama-sama, sambil ditunjuk-tunjuk, saat ramai orang melintas. Orang yang melintas juga akan penasaran, “Ada apa sih..?!”.
Praktek Yuk..!
Percaya diri adalah kunci pembuka negosiasi. Kabar baiknya, Percaya Diri itu GRATIS, gak bayar juga. Manusia sering mengkufuri wujud sebagai manusia dengan merasa rendah diri di hadapan manusia lainnya. Padahal kita sama-sama manusia, bukan hewan yang derajatnya lebih rendah. Kita boleh rendah diri hanya di hadapan Allah saja.
Setelah usaha dibuka, tentu perlu PROMOSI agar LARIS manis, bahkan sejak buka. “Tapi promosi itu kan ngeluarin biaya besar?” → Kalau kreatif dan berani, semua bisa gratis koq. Ini contohnya:
• Bisnis yang bagus adalah yang diomongin orang. Anda kan orang? Yang diomongin sendiri juga boleh kan? Kalau ketemu sama orang, promosilah tentang usaha Anda, seolah itu usahanya orang lain, tapi jangan ngecap berlebihan.
• Sering-sering kirim lagu di radio. Pura-pura kirim ke tim usaha Anda atau pasangan Anda sendiri. Misal, “Mau kirim lagu buat Yuni di Angkringan Nangkring…” → Bayar pulsa doank.
• Cari mal terdekat, pura-pura menghilang, terus minta diumumkan ke bagian informasi, “Perhatian-perhatian, panggilan kepada saudari Yuni dari Angkringan Nangkring, ditunggu rekannya di informasi..” → sehari 10 kali menghilang, cepat terkenal, he he he..
• Kalo ada spanduk, jangan dipasang, tapi dipegang berdua di lampu merah terdekat atau keliling kampung terdekat. Gila dikit kenapa sih?!
• Ajak beberapa kerabat untuk mancing orang lain melihat warung atau usaha Anda. Caranya? Ya dilihatin warung Anda bersama-sama, sambil ditunjuk-tunjuk, saat ramai orang melintas. Orang yang melintas juga akan penasaran, “Ada apa sih..?!”.
Praktek Yuk..!
BIAYA TRIAL ERROR
BIAYA TRIAL ERROR
Kenapa banyak bermunculan pengusaha muda dan kaya?
Karena mereka tak mengulang kesalahan para pendahulunya.
Coba perhatikan perjalanan rugi saya:
1998 : buka usaha industrial supply, bangkrut dalam 3 bulan, karena cashflownya seret. (saya tuliskan di Kitab AntiBangkrut)
2002 : buka rumah makan, tutup dalam 1 tahun 2 bulan, rugi 170 juta. >> Salah lokasi dan salah target pasar (atau juga salah produknya).
2002 : buka jasa design grafis, ditipu dan hampir masuk penjara.
2003 : buka distribusi produk otomotif (aditif) bertahan 3 tahun, tersebar di 6 kota, piutangnya gak tertagih dan sebagian besar dibawa kabur. Rugi sekitar 250 juta.
2005 : tutup usaha yang sudah dirintis sejak ’98 dan rugi 1,8M.
Itu belum semua, tapi lumayan buat kuliah, tentu juga lahir bisnis-bisnis lain yang untung.
Meski sejak tahun 2000-an saya gemar berburu ilmu, baik dari buku, seminar, bahkan training yang belasan juta, tapi belum ada ilmu-ilmu bisnis praktis untuk skala UKM. Materi pemasaran yang saya ikuti kebanyakan hanya cocok untuk perusahaan multinasional, yang anggaran promosinya miliaran. Gak pas..!
Tahun 2004 mulailah marak seminar bisnis praktis dan lahirlah para miliarder-miliarder belia.
Jika Anda saat ini akan atau sedang memulai bisnis dan masih pakai cara Trial Error, itulah cara terkonyol untuk belajar. RUGI DUIT, RUGI WAKTU..!
"Kalo mau ‘membuat’ kesalahan, mbok ya yang kreatif, jangan serupa dengan pendahulumu…"
Kenapa banyak bermunculan pengusaha muda dan kaya?
Karena mereka tak mengulang kesalahan para pendahulunya.
Coba perhatikan perjalanan rugi saya:
1998 : buka usaha industrial supply, bangkrut dalam 3 bulan, karena cashflownya seret. (saya tuliskan di Kitab AntiBangkrut)
2002 : buka rumah makan, tutup dalam 1 tahun 2 bulan, rugi 170 juta. >> Salah lokasi dan salah target pasar (atau juga salah produknya).
2002 : buka jasa design grafis, ditipu dan hampir masuk penjara.
2003 : buka distribusi produk otomotif (aditif) bertahan 3 tahun, tersebar di 6 kota, piutangnya gak tertagih dan sebagian besar dibawa kabur. Rugi sekitar 250 juta.
2005 : tutup usaha yang sudah dirintis sejak ’98 dan rugi 1,8M.
Itu belum semua, tapi lumayan buat kuliah, tentu juga lahir bisnis-bisnis lain yang untung.
Meski sejak tahun 2000-an saya gemar berburu ilmu, baik dari buku, seminar, bahkan training yang belasan juta, tapi belum ada ilmu-ilmu bisnis praktis untuk skala UKM. Materi pemasaran yang saya ikuti kebanyakan hanya cocok untuk perusahaan multinasional, yang anggaran promosinya miliaran. Gak pas..!
Tahun 2004 mulailah marak seminar bisnis praktis dan lahirlah para miliarder-miliarder belia.
Jika Anda saat ini akan atau sedang memulai bisnis dan masih pakai cara Trial Error, itulah cara terkonyol untuk belajar. RUGI DUIT, RUGI WAKTU..!
"Kalo mau ‘membuat’ kesalahan, mbok ya yang kreatif, jangan serupa dengan pendahulumu…"
MELATIH INTUISI BISNIS
MELATIH INTUISI BISNIS
Jika Anda menemui seorang pengusaha senior, mungkin Anda bertanya: Koq bisa tajam dan cepat analisa bisnisnya?
Atau mungkin ia mampu 'menilai' kepribadian seseorang dengan hanya sekali bertatap muka dan cukup akurat?
Hal yang serupa, bagaimana seorang polisi penyidik bisa mengendus kriminal dari gerak-gerik seseorang?
Intuisi adalah sesuatu yang masuk akal, bukan 'klenik', meski tanda-tandanya berupa 'firasat' atau perasaan enak/gak enak. Intiusi sendiri lahir dari Repetisi >> pengulangan kejadian yang pernah dialami sebelumnya. Maka ada pepatah: "Repetition is the mother of skill..!" >> semakin dilatih, semakin terampil.
Seseorang dengan Jam Terbang yang tinggi, tentu saja intiuisinya terlatih. Bawah sadarnya menjadi terbiasa merespon ‘tanda-tanda’ di sekitarnya.
Jadilah pertanyaan: Kalo Intuisi Bisnis apakah artinya harus memiliki jam terbang bisnis yang tinggi? >> Jawabnya: GAK HARUS..!
Tentunya jika ia mengalami sendiri, maka kemampuan bawah sadarnya akan terlatih, hingga menghasilkan RESPON yang tenang dan akurat saat mengalaminya.
Misal: Orang yang terbiasa bangkrut dan bangkit lagi, tentu akan lebih tenang saat menghadapi kebangkrutan. Ketenangan itulah yang menghasilkan RESPON yang terkontrol. Karena saat pelik, belum tentu AKAL dan RESPON singkron.
Nah, gimana cara melatih Intuisi Bisnis sebelum kita mengalaminya? Inilah triknya melatih sebelum terjadi..
1. Belajar dari kesalahan orang sekitar, misalnya orang tua, kawan, bos yang sedang mengalaminya. Seorang anak yang mengalami pengalaman bisnis bersama orang tuanya, akan terlatih intuisi bisnisnya. Syaratnya adalah ikut merasakan (terlibat), bukan sekedar mengamati dan masa bodoh.
2. Belajar dari 'kisah' pengalaman orang lain, kemudian BAYANGKAN seolah Anda mengalami dan menyelesaikannya. Ingat: Alam bawah sadar tak dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan, jika berkhayalnya sempurna.
3. Latihan studi kasus bisnis orang lain. Jika yang pertama dan kedua sudah terjadi, yang ketiga belum terjadi. Bantulah menganalisa kasus yang mereka hadapi dan amati hasil dari solusi yang diambil untuk evaluasi. Masukkan ke 'database’ intuisi bisnis Anda. Meski kasusnya serupa, janganlah diremehkan. Bisa jadi hasilnya akan beda dengan solusi yang sama. Amati VARIABEL baru lainnya. Semakin banyak latihan "IF THEN", maka intuisi bisnis Anda akan terlatih sebelum Anda mengalaminya sendiri.
Intuisi itu sebenarnya proses berfikir juga, tapi lebih cepat, karena sudah TEBIASA/TERLATIH. Hanya saja… belum tentu saat kita mengalaminya sendiri, pikiran kita sejernih saat 'menasehati' orang lain.
Itu sebabnya saya sering bilang: 1 hal yang tak diajarkan oleh dosen (non praktisi) adalah "How to manage Deg-degan..!".
Idealnya Intiuisi Bisnis dilatih bersamaan dengan Pengendalian Diri dalam menentukan RESPON..
Jika Anda menemui seorang pengusaha senior, mungkin Anda bertanya: Koq bisa tajam dan cepat analisa bisnisnya?
Atau mungkin ia mampu 'menilai' kepribadian seseorang dengan hanya sekali bertatap muka dan cukup akurat?
Hal yang serupa, bagaimana seorang polisi penyidik bisa mengendus kriminal dari gerak-gerik seseorang?
Intuisi adalah sesuatu yang masuk akal, bukan 'klenik', meski tanda-tandanya berupa 'firasat' atau perasaan enak/gak enak. Intiusi sendiri lahir dari Repetisi >> pengulangan kejadian yang pernah dialami sebelumnya. Maka ada pepatah: "Repetition is the mother of skill..!" >> semakin dilatih, semakin terampil.
Seseorang dengan Jam Terbang yang tinggi, tentu saja intiuisinya terlatih. Bawah sadarnya menjadi terbiasa merespon ‘tanda-tanda’ di sekitarnya.
Jadilah pertanyaan: Kalo Intuisi Bisnis apakah artinya harus memiliki jam terbang bisnis yang tinggi? >> Jawabnya: GAK HARUS..!
Tentunya jika ia mengalami sendiri, maka kemampuan bawah sadarnya akan terlatih, hingga menghasilkan RESPON yang tenang dan akurat saat mengalaminya.
Misal: Orang yang terbiasa bangkrut dan bangkit lagi, tentu akan lebih tenang saat menghadapi kebangkrutan. Ketenangan itulah yang menghasilkan RESPON yang terkontrol. Karena saat pelik, belum tentu AKAL dan RESPON singkron.
Nah, gimana cara melatih Intuisi Bisnis sebelum kita mengalaminya? Inilah triknya melatih sebelum terjadi..
1. Belajar dari kesalahan orang sekitar, misalnya orang tua, kawan, bos yang sedang mengalaminya. Seorang anak yang mengalami pengalaman bisnis bersama orang tuanya, akan terlatih intuisi bisnisnya. Syaratnya adalah ikut merasakan (terlibat), bukan sekedar mengamati dan masa bodoh.
2. Belajar dari 'kisah' pengalaman orang lain, kemudian BAYANGKAN seolah Anda mengalami dan menyelesaikannya. Ingat: Alam bawah sadar tak dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan, jika berkhayalnya sempurna.
3. Latihan studi kasus bisnis orang lain. Jika yang pertama dan kedua sudah terjadi, yang ketiga belum terjadi. Bantulah menganalisa kasus yang mereka hadapi dan amati hasil dari solusi yang diambil untuk evaluasi. Masukkan ke 'database’ intuisi bisnis Anda. Meski kasusnya serupa, janganlah diremehkan. Bisa jadi hasilnya akan beda dengan solusi yang sama. Amati VARIABEL baru lainnya. Semakin banyak latihan "IF THEN", maka intuisi bisnis Anda akan terlatih sebelum Anda mengalaminya sendiri.
Intuisi itu sebenarnya proses berfikir juga, tapi lebih cepat, karena sudah TEBIASA/TERLATIH. Hanya saja… belum tentu saat kita mengalaminya sendiri, pikiran kita sejernih saat 'menasehati' orang lain.
Itu sebabnya saya sering bilang: 1 hal yang tak diajarkan oleh dosen (non praktisi) adalah "How to manage Deg-degan..!".
Idealnya Intiuisi Bisnis dilatih bersamaan dengan Pengendalian Diri dalam menentukan RESPON..
Bangga Indonesia - Indonesia Raya - Sejarah Indonesia
BANGGA INDONESIA
Tahun depan bakal masa sulit buat UKM. Kredit diperketat, daya beli menurun, kompetisi berjalan terus. Siap bersaing?
Musuh Produsen Lokal adalah Oportunis Kapitalis yang Bengis, importir China yang akan menghancurkan pasar Indo. Siap bersaing?
Sementara konsumen gak mau peduli tentang nasionalis menggunakan Produk Indo. Mereka yang penting asal murah dan 'tampak' bagus. Siap bersaing?
Rapatkan barisan, kita buat gerakan BanggaINDOnesia. Bangga menggunakan Produk INDO, agar Positioning Produk/Merek Indonesia naik..
Jaga kualitas produk, agar dengan Harga yang sama, gak kalah dengan Produk China. Percantik Kemasan dan Merek, ikuti kemauan pasar..
Gak usah menuding siapa yang menggunakan produk luar, kita tanyakan diri saja, sudahkah kita berusaha menggunakan Produk Indonesia?
Gak usah mencibir produk Indonesia, lebih baik tanyakan apa kontribusi kita untuk Indonesia?
1 Orang mengajak 2 orang untuk gerakan BanggaINDOnesia sudah cukup. Sebelum membeli barang, tanyakan "Ada produk INDO penggantinya?"
Menjual Produk Indonesia saja? Yuk pasang logo BanggaINDOnesia di OLshop-mu.
Tumbuhkan UKM Indonesia, entaskan pengangguran, stabilkan perekonomian, lepaskan ketergantungan..
Nista pakai produk impor, Bangga pakai Produk INDOnesia BanggaINDOnesia..
Tahun depan bakal masa sulit buat UKM. Kredit diperketat, daya beli menurun, kompetisi berjalan terus. Siap bersaing?
Musuh Produsen Lokal adalah Oportunis Kapitalis yang Bengis, importir China yang akan menghancurkan pasar Indo. Siap bersaing?
Sementara konsumen gak mau peduli tentang nasionalis menggunakan Produk Indo. Mereka yang penting asal murah dan 'tampak' bagus. Siap bersaing?
Rapatkan barisan, kita buat gerakan BanggaINDOnesia. Bangga menggunakan Produk INDO, agar Positioning Produk/Merek Indonesia naik..
Jaga kualitas produk, agar dengan Harga yang sama, gak kalah dengan Produk China. Percantik Kemasan dan Merek, ikuti kemauan pasar..
Gak usah menuding siapa yang menggunakan produk luar, kita tanyakan diri saja, sudahkah kita berusaha menggunakan Produk Indonesia?
Gak usah mencibir produk Indonesia, lebih baik tanyakan apa kontribusi kita untuk Indonesia?
1 Orang mengajak 2 orang untuk gerakan BanggaINDOnesia sudah cukup. Sebelum membeli barang, tanyakan "Ada produk INDO penggantinya?"
Menjual Produk Indonesia saja? Yuk pasang logo BanggaINDOnesia di OLshop-mu.
Tumbuhkan UKM Indonesia, entaskan pengangguran, stabilkan perekonomian, lepaskan ketergantungan..
Nista pakai produk impor, Bangga pakai Produk INDOnesia BanggaINDOnesia..
Targetmu Tercapaikah? - Target Kerja - Pengertian Target Pemasaran
TARGETMU TERCAPAIKAH..?
Semua orang ingin sukses, tapi tak semua orang layak sukses. Jalan sukses itu berliku, terjal, naik, berbelok-belok, memutar, tapi jalan itu ada! Jalan itu terbuka untuk semua orang, termasuk Anda, tapi tak semua orang akan sampai ke finish. Banyak godaan untuk berhenti, baik faktor langit ataupun bumi dikambing hitamkan. Jarang ada orang yang ‘mengepel’ (baca:introspeksi) saat terpeleset. Banyak juga yang mengulangi kesalahan yang sama dengan dalih ‘konsistensi’.
"You can not live with yesterday standard and expect extraordinary income today!"
Dibutuhkan extra kreativitas, pertambahan knowledge untuk menghadapi perubahan dan persaingan. Jika tahun lalu anda membuka toko dan laris, tahun ini pasti banyak toko serupa di sekitar Anda. Hargapun akan banting-bantingan. Itu sudah hukum alam, jangan salahkan kompetitor. Salahkan diri Anda yang tak mau berubah.
Dimana Anda tahun lalu? Kemajuan apa yang Anda capai? Mungkin tahun lalu Anda belum mulai usaha, tapi sekarang Anda sudah menjadi pengusaha. Bisa jadi usaha Anda maju pesat dalam setahun, tapi bisa jadi Anda bangkrut sekarang ini. Bukan hanya hasilnya yang patut dipuji, tapi spirit Anda untuk tetap bergerak, bangkit dari kegagalan yang patut diacungi double jempol! Itulah Entrepreneur Sejati! Hidup tak selamanya adil. Mungkin Anda sekarang barusan tertipu, difitnah, jangan kurangi spirit Anda. Meskipun Anda sedang dibawah, yang penting Anda terus bergerak.
Sekarang waktunya my friend, untuk EVALUASI. Menghitung pencapaian dan kerugian. Re-strategy untuk kemajuan. Menengok kebelakang, mengecek perbekalan, menetapkan tujuan di tahun yang baru. Jangan katakan Anda tak punya waktu untuk mengasah gergaji Anda, karena itu bukan pilihan, tapi keharusan.
Cukup 30 menit + 10 menit! Cari tempat yang tenang.. No hp, No children, No voice, Just between You and God! Sediakan selembar kertas putih dan pena.
10 MENIT PERTAMA
Rileks dan ingat-ingat kembali, apa target-target Anda tahun ini? Mana yang tercapai, mana yang tidak. Kenapa tidak tercapai? Bagaimana cara memperbaikinya? Jika tahun ini tidak ada target, sesalilah kondisi Anda saat ini yang tidak banyak perubahan. Menangislah jika perlu, seolah-olah hari ini adalah hari terakhir Anda didunia. Seolah-olah malaikat sedang meng-audit hasil kerja Anda tahun ini. Berjanjilah untuk tidak mensia-siakan waktu.
10 MENIT KEDUA
Buat target baru tahun depan. Berapa target penghasilan Anda perbulan? Prestasi apa yang akan Anda capai! Tentukan tanggalnya! Apa komitmen sosial Anda? Berapa target zakat yang akan Anda bayar tahun depan? Berapa banyak anak yatim yang akan Anda santuni? Perbaikan hidup seperti apa yang Anda targetkan untuk keluarga Anda? Targetkan berdasarkan kebutuhan bukan keinginan. Visualisasikan dalam bentuk gambar. Tulis tanggal pencapaian Anda. Jangan membuat target sesuai dengan kemampuan anda sekarang, tapi sedikit lebih dari apa yang anda pikirkan. Sesungguhnya kemampuan kita melebihi apa yang kita pikirkan.
“Only those who can see the invisibles, they can do the impossible”
10 MENIT KETIGA
Bagaimana cara mencapai target-target Anda diatas? Gajahpun bisa dimakan kalau dipotong-potong, dibuat dendeng, abon dan di sup dagingnya. Potong-potong target tahunan Anda menjadi target 6 bulan, 3 bulan, bulanan, mingguan dan harian. Pikirkan strategi untuk mencapai target-target Anda, kemudian tuliskan. Jangan lupa ACTION, bukan hanya rencana saja!!!
+10 MENIT
“Mohon AmpunanMu ya Allah atas waktu yang terbuang percuma, bahkan ternoda oleh banyak dosa. Semoga Engkau masih memberikan hamba nafas untuk mejadi lebih baik dan mensyukuri segala rahmatMu”.
Jangan puas terhadap apa yang kita capai, tapi syukuri apa yang telah kita dapatkan. Kita telah diberikan waktu puluhan tahun untuk bernafas. Apa balasan kita kepadaNya? Bahkan selalu kita meminta karena kekurangan. Pernahkah kita bersyukur atas diri kita terlahir utuh. Pernahkah kita bersyukur atas segala nikmat yang tak terhitung?
Terakhir, barulah kita memohon kemudahan atas upaya kita dan hanya bersandar kepadaNya..
“Sukses bukan masalah pencapaian saja, tapi bertumbuh ke potensi maksimal yang diberikan Sang Pencipta kepada kita..”
Semua orang ingin sukses, tapi tak semua orang layak sukses. Jalan sukses itu berliku, terjal, naik, berbelok-belok, memutar, tapi jalan itu ada! Jalan itu terbuka untuk semua orang, termasuk Anda, tapi tak semua orang akan sampai ke finish. Banyak godaan untuk berhenti, baik faktor langit ataupun bumi dikambing hitamkan. Jarang ada orang yang ‘mengepel’ (baca:introspeksi) saat terpeleset. Banyak juga yang mengulangi kesalahan yang sama dengan dalih ‘konsistensi’.
"You can not live with yesterday standard and expect extraordinary income today!"
Dibutuhkan extra kreativitas, pertambahan knowledge untuk menghadapi perubahan dan persaingan. Jika tahun lalu anda membuka toko dan laris, tahun ini pasti banyak toko serupa di sekitar Anda. Hargapun akan banting-bantingan. Itu sudah hukum alam, jangan salahkan kompetitor. Salahkan diri Anda yang tak mau berubah.
Dimana Anda tahun lalu? Kemajuan apa yang Anda capai? Mungkin tahun lalu Anda belum mulai usaha, tapi sekarang Anda sudah menjadi pengusaha. Bisa jadi usaha Anda maju pesat dalam setahun, tapi bisa jadi Anda bangkrut sekarang ini. Bukan hanya hasilnya yang patut dipuji, tapi spirit Anda untuk tetap bergerak, bangkit dari kegagalan yang patut diacungi double jempol! Itulah Entrepreneur Sejati! Hidup tak selamanya adil. Mungkin Anda sekarang barusan tertipu, difitnah, jangan kurangi spirit Anda. Meskipun Anda sedang dibawah, yang penting Anda terus bergerak.
Sekarang waktunya my friend, untuk EVALUASI. Menghitung pencapaian dan kerugian. Re-strategy untuk kemajuan. Menengok kebelakang, mengecek perbekalan, menetapkan tujuan di tahun yang baru. Jangan katakan Anda tak punya waktu untuk mengasah gergaji Anda, karena itu bukan pilihan, tapi keharusan.
Cukup 30 menit + 10 menit! Cari tempat yang tenang.. No hp, No children, No voice, Just between You and God! Sediakan selembar kertas putih dan pena.
10 MENIT PERTAMA
Rileks dan ingat-ingat kembali, apa target-target Anda tahun ini? Mana yang tercapai, mana yang tidak. Kenapa tidak tercapai? Bagaimana cara memperbaikinya? Jika tahun ini tidak ada target, sesalilah kondisi Anda saat ini yang tidak banyak perubahan. Menangislah jika perlu, seolah-olah hari ini adalah hari terakhir Anda didunia. Seolah-olah malaikat sedang meng-audit hasil kerja Anda tahun ini. Berjanjilah untuk tidak mensia-siakan waktu.
10 MENIT KEDUA
Buat target baru tahun depan. Berapa target penghasilan Anda perbulan? Prestasi apa yang akan Anda capai! Tentukan tanggalnya! Apa komitmen sosial Anda? Berapa target zakat yang akan Anda bayar tahun depan? Berapa banyak anak yatim yang akan Anda santuni? Perbaikan hidup seperti apa yang Anda targetkan untuk keluarga Anda? Targetkan berdasarkan kebutuhan bukan keinginan. Visualisasikan dalam bentuk gambar. Tulis tanggal pencapaian Anda. Jangan membuat target sesuai dengan kemampuan anda sekarang, tapi sedikit lebih dari apa yang anda pikirkan. Sesungguhnya kemampuan kita melebihi apa yang kita pikirkan.
“Only those who can see the invisibles, they can do the impossible”
10 MENIT KETIGA
Bagaimana cara mencapai target-target Anda diatas? Gajahpun bisa dimakan kalau dipotong-potong, dibuat dendeng, abon dan di sup dagingnya. Potong-potong target tahunan Anda menjadi target 6 bulan, 3 bulan, bulanan, mingguan dan harian. Pikirkan strategi untuk mencapai target-target Anda, kemudian tuliskan. Jangan lupa ACTION, bukan hanya rencana saja!!!
+10 MENIT
“Mohon AmpunanMu ya Allah atas waktu yang terbuang percuma, bahkan ternoda oleh banyak dosa. Semoga Engkau masih memberikan hamba nafas untuk mejadi lebih baik dan mensyukuri segala rahmatMu”.
Jangan puas terhadap apa yang kita capai, tapi syukuri apa yang telah kita dapatkan. Kita telah diberikan waktu puluhan tahun untuk bernafas. Apa balasan kita kepadaNya? Bahkan selalu kita meminta karena kekurangan. Pernahkah kita bersyukur atas diri kita terlahir utuh. Pernahkah kita bersyukur atas segala nikmat yang tak terhitung?
Terakhir, barulah kita memohon kemudahan atas upaya kita dan hanya bersandar kepadaNya..
“Sukses bukan masalah pencapaian saja, tapi bertumbuh ke potensi maksimal yang diberikan Sang Pencipta kepada kita..”
Percintaan - Arti Cinta
PERCINTAAN..
Mengenal karakter manusia itu menarik. Apa yang tampak di permukaan, belum tentu sesuai dalamnya..
Ada yang bawaannya keras, tapi gak tegaan. Ada yang bawaannya kalem, tapi mematikan. Mengenal orang perlu waktu..
Ada yang seolah emosional, tapi lepas dan tidak 'menyimpan'. Ada yang kelihatan bijak, tapi 'aktor' licik yang lihai..
Ada yang seolah happy family, punya segalanya, ternyata dalamnya sangat rapuh dan penuh kebohongan..
Tapi lucunya, banyak orang lebih suka dibohongi dengan kemanisan, daripada menghadapi spontanitas yang menyakitkan..
'Kebanyakan' orang-orang yang cerai, memiliki pola-pola yang mirip, kecuali memang kasus 'salah pilih' orang (sakit jiwa).
POLA yang paling banyak: Wanita berharap lebih terhadap suaminya. Kenyataan saat pacaran, beda dengan setelah nikah. Kecewa deh..
Mereka saat pacaran dalam kondisi saling 'pacing', alias mengikuti apa maunya pasangan. Seolah cucok gitu lho. Maklum masa promosi..
Begitu nikah, masa promosi usai, karakter asli kelihatan. Saling 'leading' dimulai. Aku maunya begini, ikuti aku..!! *Jeduerr
Begitu mulai ribut-ribut, datang 'orang ketiga' yang 'seolah' mendamaikan hati >> Padahal pola lama terulang lagi >> masih masa promosi, DoDoL..!
Kalo gak punya komitmen untuk menjaga pernikahan, mau bilang dia ilmu agamanya sekuat apa, cari alibi untuk mengucap 'pisah'. *babak 1 usai*
"Sukses itu berPOLA, gagal juga berPOLA" >> bukan hanya di bisnis, tapi juga dalam pernikahan..
Belajarlah untuk bertumbuh dengan memahami orang lain, bukan hanya meminta orang lain memahami diri kita..
Kesempurnaan bukan pada perjalanan, tapi pada proses pembelajaran..
Mengenal karakter manusia itu menarik. Apa yang tampak di permukaan, belum tentu sesuai dalamnya..
Ada yang bawaannya keras, tapi gak tegaan. Ada yang bawaannya kalem, tapi mematikan. Mengenal orang perlu waktu..
Ada yang seolah emosional, tapi lepas dan tidak 'menyimpan'. Ada yang kelihatan bijak, tapi 'aktor' licik yang lihai..
Ada yang seolah happy family, punya segalanya, ternyata dalamnya sangat rapuh dan penuh kebohongan..
Tapi lucunya, banyak orang lebih suka dibohongi dengan kemanisan, daripada menghadapi spontanitas yang menyakitkan..
'Kebanyakan' orang-orang yang cerai, memiliki pola-pola yang mirip, kecuali memang kasus 'salah pilih' orang (sakit jiwa).
POLA yang paling banyak: Wanita berharap lebih terhadap suaminya. Kenyataan saat pacaran, beda dengan setelah nikah. Kecewa deh..
Mereka saat pacaran dalam kondisi saling 'pacing', alias mengikuti apa maunya pasangan. Seolah cucok gitu lho. Maklum masa promosi..
Begitu nikah, masa promosi usai, karakter asli kelihatan. Saling 'leading' dimulai. Aku maunya begini, ikuti aku..!! *Jeduerr
Begitu mulai ribut-ribut, datang 'orang ketiga' yang 'seolah' mendamaikan hati >> Padahal pola lama terulang lagi >> masih masa promosi, DoDoL..!
Kalo gak punya komitmen untuk menjaga pernikahan, mau bilang dia ilmu agamanya sekuat apa, cari alibi untuk mengucap 'pisah'. *babak 1 usai*
"Sukses itu berPOLA, gagal juga berPOLA" >> bukan hanya di bisnis, tapi juga dalam pernikahan..
Belajarlah untuk bertumbuh dengan memahami orang lain, bukan hanya meminta orang lain memahami diri kita..
Kesempurnaan bukan pada perjalanan, tapi pada proses pembelajaran..
NYEBAR BROSUR, EFEKTIFKAH?
NYEBAR BROSUR, EFEKTIFKAH?
Ntah kapan terakhir kalinya saya mencetak brosur. Sejak adanya Facebook & Twitter, saya sudah TAK MAU lagi mencetak brosur, kecuali untuk pameran saja. Kenapa? Sangat tidak efektif dan MAHAL. Saya sudah mengujinya..!
Memancing yang terbaik adalah di TAMBAK.
Berburu yang terbaik adalah di KEBUN BINATANG.
Mengiklan yang baik adalah di SARANGnya..!
Saya sempat vakum menggunakan Facebook, karena keasikan berbagi dengan twitter, yang 'seolah' real time response. Ternyata saya salah. Sekitar 2 bulan lalu, saya mulai mengaktifkan FanPage saya lagi.
Penilaian saya: Facebook adalah salah satu sarana mengiklan terakurat.
Yang masih bingung, masuk ke fanpage saya aja, ada beberapa contoh iklan saya disana. Saat ini saya semakin penasaran & ingin memperdalam lebih tentang pemasaran online. Yuk belajar bersama-sama saya di The Secret of Online Marketing, 12-13 Juni 2013 di Bandung. Info lengkap: Nia 0813 128 222 95
F!GHT
Jaya Setiabudi
Founder Young Entrepreneur Academy & Yukbisnis.com
Best selling author of The Power of Kepepet & Kitab AntiBangkrut
Ntah kapan terakhir kalinya saya mencetak brosur. Sejak adanya Facebook & Twitter, saya sudah TAK MAU lagi mencetak brosur, kecuali untuk pameran saja. Kenapa? Sangat tidak efektif dan MAHAL. Saya sudah mengujinya..!
Memancing yang terbaik adalah di TAMBAK.
Berburu yang terbaik adalah di KEBUN BINATANG.
Mengiklan yang baik adalah di SARANGnya..!
Saya sempat vakum menggunakan Facebook, karena keasikan berbagi dengan twitter, yang 'seolah' real time response. Ternyata saya salah. Sekitar 2 bulan lalu, saya mulai mengaktifkan FanPage saya lagi.
Penilaian saya: Facebook adalah salah satu sarana mengiklan terakurat.
Yang masih bingung, masuk ke fanpage saya aja, ada beberapa contoh iklan saya disana. Saat ini saya semakin penasaran & ingin memperdalam lebih tentang pemasaran online. Yuk belajar bersama-sama saya di The Secret of Online Marketing, 12-13 Juni 2013 di Bandung. Info lengkap: Nia 0813 128 222 95
F!GHT
Jaya Setiabudi
Founder Young Entrepreneur Academy & Yukbisnis.com
Best selling author of The Power of Kepepet & Kitab AntiBangkrut
3 FAKTOR
3 FAKTOR
Belajar memang tidak ada habisnya. Terbukti ilmu Allah yang diturunkan di bumi saja tak terhingga variabelnya..
Wajar jika kita gagal dan jangan buru-buru mengatakan 'takdir', bisa jadi ilmu 'bumi' alias sunatullah ada yang terlewat.
Mengakui kekurangan terhadap keilmuan adalah kewajaran sebagai makhluk. Sejalan dengan mengakui kebesaran ilmu Allah. Justru saat terburu mengatakan 'takdir', jangan-jangan terbesit hati yang sombong, tak mau mengakui kekurangan ilmu.
Namun meski ‘Faktor Bumi’ sudah dikuasai, belum tentu berhasil, karena ada ‘Faktor Manusia’ yang mengamalkan. Banyak orang yang punya ilmu, tapi juga tidak dipraktekkan dengan benar. Itulah sebab kedua, kegagalan terjadi..
Faktor Manusia, misalnya: percaya berlebih hingga lepas kontrol, banyak alasan, malas, emosi, sombong.
Jika Faktor Bumi + Manusia sudah dijalankan dengan benar, saatnya bergantung kepada ‘Faktor Langit’ (benar-benar Tak Terduga). Faktor Langit bersifat ghoib, dimana kita 'tersetir', tak dapat menguasainya. Hanyalah iman jalan memahaminya..
Faktor Langit berhak atas 'hasil', Faktor Bumi & Manusia adalah kewajiban kita atas 'proses'. Kita tak dapat mengatur Faktor Langit, tapi kita dapat ‘mencuri hati’ empunya langit..
Jika 'pantas' sudah disandang, hasil pasti datang, wujudnya bisa tak terbilang..
Belajar memang tidak ada habisnya. Terbukti ilmu Allah yang diturunkan di bumi saja tak terhingga variabelnya..
Wajar jika kita gagal dan jangan buru-buru mengatakan 'takdir', bisa jadi ilmu 'bumi' alias sunatullah ada yang terlewat.
Mengakui kekurangan terhadap keilmuan adalah kewajaran sebagai makhluk. Sejalan dengan mengakui kebesaran ilmu Allah. Justru saat terburu mengatakan 'takdir', jangan-jangan terbesit hati yang sombong, tak mau mengakui kekurangan ilmu.
Namun meski ‘Faktor Bumi’ sudah dikuasai, belum tentu berhasil, karena ada ‘Faktor Manusia’ yang mengamalkan. Banyak orang yang punya ilmu, tapi juga tidak dipraktekkan dengan benar. Itulah sebab kedua, kegagalan terjadi..
Faktor Manusia, misalnya: percaya berlebih hingga lepas kontrol, banyak alasan, malas, emosi, sombong.
Jika Faktor Bumi + Manusia sudah dijalankan dengan benar, saatnya bergantung kepada ‘Faktor Langit’ (benar-benar Tak Terduga). Faktor Langit bersifat ghoib, dimana kita 'tersetir', tak dapat menguasainya. Hanyalah iman jalan memahaminya..
Faktor Langit berhak atas 'hasil', Faktor Bumi & Manusia adalah kewajiban kita atas 'proses'. Kita tak dapat mengatur Faktor Langit, tapi kita dapat ‘mencuri hati’ empunya langit..
Jika 'pantas' sudah disandang, hasil pasti datang, wujudnya bisa tak terbilang..
Visi Misi yang Membumi - Pengertian Visi dan Misi
VISI MISI YANG MEMBUMI
Materi ini saya share khususnya untuk membantu para finalis Wirausaha Mandiri ataupun kompetisi lainnya, agar gak GARING saat membuat Visi Misi.
Apa sih gunanya Visi dan Misi dituliskan? Kalo istilah cinta, sebetulnya tak perlu dituliskan, kecuali cintanya ke banyak orang. *ehh
Visi Misi itu sangat penting untuk ‘mengkomunikasikan’ arah, terutama ketika perusahaan mulai besar dan memiliki tim yang besar pula. Ibarat suatu kapal, para ABK akan menanyakan “Kapten, kita akan KEMANA nih?” → TUJUAN akhirnya kemana? Kalo Anda sebagai kapten kapal tidak bisa memberi jawaban yang membuat mereka WoW, maka mereka tak akan TERMOTIVASI saat berlayar bersama Anda. Kedua, jika tujuan yang ditetapkan tak masuk akal mereka, alias tak jelas bagaimana cara mencapainya, maka mereka juga demotivasi.
Untuk itu Anda harus MENALARKAN tujuan yang tinggi tersebut menjadi langkah-langkah HOW TO mencapai tujuan tersebut. Itulah MISI.
Jadi VISI adalah tujuan jangka panjangnya, MISI adalah langkah-langkah mencapainya.. Gampang kan? Emang..!
Contohnya seperti di gambar..
Koq ada nilai-nilai (VALUE), apa lagi tuh? → Itu rambu-rambunya, agar tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan..
Visi Misi sepertinya sepele, tapi jika seorang ‘kapten’ mampu menjelaskan dengan 'sexy', maka seluruh timnya akan bergairah..
Contoh Visi Misi Pribadi
VISI: Sebelum tua Kaya Raya, mati Masuk Surga.
MISI:
• Masuk pesantren penghapal Quran --> tentu diamalkan.
• Belajar internet marketing sambil sekolah di YEA.
• Buka usaha dan mencari mentor untuk akselerasi.
• Membuka panti asuhan & membimbing santri agar mandiri.
Satu tips jika Anda mau menang dalam perlombaan seperti WM: TAMPILAH BEDA dari yang lain. → Dalam konteks presentasi lho..
Tahun 2008, saya membantu 1 orang alumni ECamp ikut WM dan menang juara 3 (waktu itu hanya ada 3 juara). Kemudian di tahun 2009, saya diminta tim UGM untuk membimbing 6 orang Finalis WM, alhamdulillaah 5 jadi juara.
Lepas dari bagusnya bisnis Anda, tapi kalo gak bisa mempresentasikan dengan bagus, ya kecil kemungkinan menangnya. Selain urutan presentasi yang disoroti, penggunaan BAHASA yang MEMBUMI juga penting. Simple, tapi jurinya paham..!
Misalnya: VISI, bisa diganti dengan “Kemana arahnya..?” atau “Mau dibawa kemana..?” atau “Seperti apa Yukbisnis 10 tahun kedepan..?”
Sedangkan kata MISI, bisa diganti “Bagaimana CARA menuju kesana..?” atau “Apa langkah-langkah yang harus ditempuh..?” → Lebih gampang, beda dan gak GARING pastinya.
Tidak hanya juri, tim Anda juga akan lebih paham kalau pakai bahasa manusia kan..? Gak harus pake bahasa SMURF koq .
Serupa dengan Visi Misi, Company Profile juga bisa menggunakan kata-kata yang ‘mengalir’ dan mudah dipahami, daripada terlalu kaku dan umum.
Sekian, semoga para finalis yang baca materi ini jadi juara semua.. Aamiin..
Materi ini saya share khususnya untuk membantu para finalis Wirausaha Mandiri ataupun kompetisi lainnya, agar gak GARING saat membuat Visi Misi.
Apa sih gunanya Visi dan Misi dituliskan? Kalo istilah cinta, sebetulnya tak perlu dituliskan, kecuali cintanya ke banyak orang. *ehh
Visi Misi itu sangat penting untuk ‘mengkomunikasikan’ arah, terutama ketika perusahaan mulai besar dan memiliki tim yang besar pula. Ibarat suatu kapal, para ABK akan menanyakan “Kapten, kita akan KEMANA nih?” → TUJUAN akhirnya kemana? Kalo Anda sebagai kapten kapal tidak bisa memberi jawaban yang membuat mereka WoW, maka mereka tak akan TERMOTIVASI saat berlayar bersama Anda. Kedua, jika tujuan yang ditetapkan tak masuk akal mereka, alias tak jelas bagaimana cara mencapainya, maka mereka juga demotivasi.
Untuk itu Anda harus MENALARKAN tujuan yang tinggi tersebut menjadi langkah-langkah HOW TO mencapai tujuan tersebut. Itulah MISI.
Jadi VISI adalah tujuan jangka panjangnya, MISI adalah langkah-langkah mencapainya.. Gampang kan? Emang..!
Contohnya seperti di gambar..
Koq ada nilai-nilai (VALUE), apa lagi tuh? → Itu rambu-rambunya, agar tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan..
Visi Misi sepertinya sepele, tapi jika seorang ‘kapten’ mampu menjelaskan dengan 'sexy', maka seluruh timnya akan bergairah..
Contoh Visi Misi Pribadi
VISI: Sebelum tua Kaya Raya, mati Masuk Surga.
MISI:
• Masuk pesantren penghapal Quran --> tentu diamalkan.
• Belajar internet marketing sambil sekolah di YEA.
• Buka usaha dan mencari mentor untuk akselerasi.
• Membuka panti asuhan & membimbing santri agar mandiri.
Satu tips jika Anda mau menang dalam perlombaan seperti WM: TAMPILAH BEDA dari yang lain. → Dalam konteks presentasi lho..
Tahun 2008, saya membantu 1 orang alumni ECamp ikut WM dan menang juara 3 (waktu itu hanya ada 3 juara). Kemudian di tahun 2009, saya diminta tim UGM untuk membimbing 6 orang Finalis WM, alhamdulillaah 5 jadi juara.
Lepas dari bagusnya bisnis Anda, tapi kalo gak bisa mempresentasikan dengan bagus, ya kecil kemungkinan menangnya. Selain urutan presentasi yang disoroti, penggunaan BAHASA yang MEMBUMI juga penting. Simple, tapi jurinya paham..!
Misalnya: VISI, bisa diganti dengan “Kemana arahnya..?” atau “Mau dibawa kemana..?” atau “Seperti apa Yukbisnis 10 tahun kedepan..?”
Sedangkan kata MISI, bisa diganti “Bagaimana CARA menuju kesana..?” atau “Apa langkah-langkah yang harus ditempuh..?” → Lebih gampang, beda dan gak GARING pastinya.
Tidak hanya juri, tim Anda juga akan lebih paham kalau pakai bahasa manusia kan..? Gak harus pake bahasa SMURF koq .
Serupa dengan Visi Misi, Company Profile juga bisa menggunakan kata-kata yang ‘mengalir’ dan mudah dipahami, daripada terlalu kaku dan umum.
Sekian, semoga para finalis yang baca materi ini jadi juara semua.. Aamiin..
DASTERPRENEUR
Para Wanita jika sudah punya anak, ada baiknya
kerja di rumah saja. Sayang sekali jika anak-anak bertumbuh tanpa
ibunya. Apalagi jadi anak pembantu..
Saya pernah bilang ke istri, "Setelah nikah, nafkah adalah kewajibanku. Kalau pun kamu berkarya, jangan karena uang dan tak meninggalkan kewajiban sebagai seorang ibu dan istri.."
Tapi kan yang penting quality time Mas J, bukan quantity. >> Anakmu yang masih bayi juga gak tau telepati, taunya sentuhanmu..
Yang paling gak tega, kalo istri kita diluar dibentak-bentak oleh lelaki lain, yaitu atasannya. Maka biarkan dia di rumah saja.
Sayang juga kalau yang cantik, dilirik bosnya. Biarkan suami saja yang boleh ngintip, ehh nglirik..
Apalagi di jaman INTERNET, banyak hal bisa dikerjakan di rumah. Bukan berarti jualan online saja, tapi menggunakan internet sebagai media komunikasi.
Contohnya, outsourcing/freelancer:
- Ghost writter (penulis bayangan atau penulis lepas).
- Penerjemah
- Desainer grafis
- Programmer
- Pembukuan
Ilustrasi buku Kitab AntiBangkrut dan Buka Langsung LARIS juga dikerjakan jarak jauh. Saya di Bandung, desainernya tinggal di Malang.
Atau memproduksi sesuatu di rumah..
Kalau tak punya semua keahlian itu semua? Ya jualan online saja, semi mobile (BBM, chat). Gak gampang, tapi juga gak sulit-sulit amat..
Sudah terbukti profesi dropshipper, reseller, apalagi affiliate marketer berhasil mencetak income puluhan hingga ratusan juta perbulan.
Jangan buat PERNYATAAN "Tidak bisa..!", tapi buat PERTANYAAN "Bagaimana harus bisa..?!"
bersambung..
Saya pernah bilang ke istri, "Setelah nikah, nafkah adalah kewajibanku. Kalau pun kamu berkarya, jangan karena uang dan tak meninggalkan kewajiban sebagai seorang ibu dan istri.."
Tapi kan yang penting quality time Mas J, bukan quantity. >> Anakmu yang masih bayi juga gak tau telepati, taunya sentuhanmu..
Yang paling gak tega, kalo istri kita diluar dibentak-bentak oleh lelaki lain, yaitu atasannya. Maka biarkan dia di rumah saja.
Sayang juga kalau yang cantik, dilirik bosnya. Biarkan suami saja yang boleh ngintip, ehh nglirik..
Apalagi di jaman INTERNET, banyak hal bisa dikerjakan di rumah. Bukan berarti jualan online saja, tapi menggunakan internet sebagai media komunikasi.
Contohnya, outsourcing/freelancer:
- Ghost writter (penulis bayangan atau penulis lepas).
- Penerjemah
- Desainer grafis
- Programmer
- Pembukuan
Ilustrasi buku Kitab AntiBangkrut dan Buka Langsung LARIS juga dikerjakan jarak jauh. Saya di Bandung, desainernya tinggal di Malang.
Atau memproduksi sesuatu di rumah..
Kalau tak punya semua keahlian itu semua? Ya jualan online saja, semi mobile (BBM, chat). Gak gampang, tapi juga gak sulit-sulit amat..
Sudah terbukti profesi dropshipper, reseller, apalagi affiliate marketer berhasil mencetak income puluhan hingga ratusan juta perbulan.
Jangan buat PERNYATAAN "Tidak bisa..!", tapi buat PERTANYAAN "Bagaimana harus bisa..?!"
bersambung..
Belajar - Motivasi Belajar
BELAJAR..
'Tepat' adalah kata yang relatif terhadap waktu.. Bisa jadi sekarang 'tidak', mungkin esok 'iya'..
Begitu juga 'benar', membutuhkan waktu pemahaman. Mungkin tak sekarang, mungkin nanti..
Belajar menuntut kesabaran dan kerendahan hati..
Tak semua pembelajar memiliki kesiapan menerima ilmu, mungkin nanti..
'Tepat' adalah kata yang relatif terhadap waktu.. Bisa jadi sekarang 'tidak', mungkin esok 'iya'..
Begitu juga 'benar', membutuhkan waktu pemahaman. Mungkin tak sekarang, mungkin nanti..
Belajar menuntut kesabaran dan kerendahan hati..
Tak semua pembelajar memiliki kesiapan menerima ilmu, mungkin nanti..
Produksi atau Pemasaran Duluan? - Strategi Pemasaran
PRODUKSI ATAU PEMASARAN DULUAN?
Bagi pebisnis Pemula, saya yakin hampir semua akan menghadapi masalah menentukan Prioritas waktu dan fokus. Prioritas waktu → serasa 24 jam sehari gak cukup untuk mengerjakan segudang PR dalam bisnisnya.
Sementara pengeluaran harian dan bulanan jalan terus. Tak lepas juga Prioritas fokus → dana terbatas, bisnis dikerjain sendiri, produksi atau pemasaran duluan?
Biasanya nih, kalo ex-profesional perusahaan gede, begitu buka bisnis, mikirnya manajemen duluan, ujung-ujungnya BANGKRUT, karena kehabisan ‘darah’. Begitu juga SARJANA lulusan MANAJEMEN, kalo beneran ikutin teori di kampus, 90% akan bangkrut juga..!! WHY?
Karena mereka gak ngerti skala Prioritas dengan SDM yang terbatas. Bedakan dengan perusahaan besar, yang SDM-nya keroyokan. Pebisnis pemula, dengan SDM dan bujet seadanya, kalo gak cepat-cepat mbuat untung dan arus kas positif, dalam hitungan bulan bangkrut juga.
Makanya saya sering berpesan ke siswa YEA: Fokus ke pemasaran yang penting dapat duit, benahin sistem kemudian. Orang akunting jangan ngeyel yah. Coba pikir, Apanya yang mau diakuntingin kalo duitnya aja gak masuk..?
Maka dari itu FOKUS saat buka bisnis, terutama di jam produktif adalah CARI DUIT alias PEMASARAN..!!!
Dulu saat awal bisnis, hanya punya 1 admin, jam 9 sampe jam 16:00 saya 'nyales' di lingkungan industri. Sore pulang ke office (merangkap tempat tinggal) koordinasi sama admin. Malamnya ngerjain PAPER WORK.
Hingga omzet sudah mengalir, barulah merekrut orang untuk membenahi sistem. Nah, mana yg dibenahin dulu? Kalo bicara manajemen kan ada 4 tuh: 1.Pemasaran 2.Keuangan 3.Operasional 4.SDM → Mana duluan?
Karena sudah saya urutkan, ya tentu PEMASARAN duluan. setelah duit mengalir, baru bicara How to Manage the money. Kalo gak ada money-nya, apa yang mau di-manage doel..?! Itu Prioritas dalam bisnis. Kalo mindsetnya bener, insyaAllah gak fatal.
Intinya: waktu kita sama 24 jam, dengan resouces terbatas, Bagaimana kita Bisa mengoptimalkan bisnis kita. Jadi istilah "Dari HULU ke HILIR" perlu dibalik → "Kuasai HILIR, baru HULU". Karena duit itu di HILIR (baca: konsumen).
Trus Produksinya? Di SUB ke Produsen yang HANDAL. Karena Produksi itu ribetnya minta ampun. Kalo di YEA, kita berikan pelajaran ini di Praktek HomeBiz. Biar ngerasain produksi seperti apa. "Tapi kalo diSUB, untungnya kan jadi TIPIS?" → Gak papa, yang penting perputaran cepat dan lancar..!
Penutup..
Mas Bule bilang, "Get the market first, reduce the production cost later..!" Paham gak? *tepokjidat
Bagi pebisnis Pemula, saya yakin hampir semua akan menghadapi masalah menentukan Prioritas waktu dan fokus. Prioritas waktu → serasa 24 jam sehari gak cukup untuk mengerjakan segudang PR dalam bisnisnya.
Sementara pengeluaran harian dan bulanan jalan terus. Tak lepas juga Prioritas fokus → dana terbatas, bisnis dikerjain sendiri, produksi atau pemasaran duluan?
Biasanya nih, kalo ex-profesional perusahaan gede, begitu buka bisnis, mikirnya manajemen duluan, ujung-ujungnya BANGKRUT, karena kehabisan ‘darah’. Begitu juga SARJANA lulusan MANAJEMEN, kalo beneran ikutin teori di kampus, 90% akan bangkrut juga..!! WHY?
Karena mereka gak ngerti skala Prioritas dengan SDM yang terbatas. Bedakan dengan perusahaan besar, yang SDM-nya keroyokan. Pebisnis pemula, dengan SDM dan bujet seadanya, kalo gak cepat-cepat mbuat untung dan arus kas positif, dalam hitungan bulan bangkrut juga.
Makanya saya sering berpesan ke siswa YEA: Fokus ke pemasaran yang penting dapat duit, benahin sistem kemudian. Orang akunting jangan ngeyel yah. Coba pikir, Apanya yang mau diakuntingin kalo duitnya aja gak masuk..?
Maka dari itu FOKUS saat buka bisnis, terutama di jam produktif adalah CARI DUIT alias PEMASARAN..!!!
Dulu saat awal bisnis, hanya punya 1 admin, jam 9 sampe jam 16:00 saya 'nyales' di lingkungan industri. Sore pulang ke office (merangkap tempat tinggal) koordinasi sama admin. Malamnya ngerjain PAPER WORK.
Hingga omzet sudah mengalir, barulah merekrut orang untuk membenahi sistem. Nah, mana yg dibenahin dulu? Kalo bicara manajemen kan ada 4 tuh: 1.Pemasaran 2.Keuangan 3.Operasional 4.SDM → Mana duluan?
Karena sudah saya urutkan, ya tentu PEMASARAN duluan. setelah duit mengalir, baru bicara How to Manage the money. Kalo gak ada money-nya, apa yang mau di-manage doel..?! Itu Prioritas dalam bisnis. Kalo mindsetnya bener, insyaAllah gak fatal.
Intinya: waktu kita sama 24 jam, dengan resouces terbatas, Bagaimana kita Bisa mengoptimalkan bisnis kita. Jadi istilah "Dari HULU ke HILIR" perlu dibalik → "Kuasai HILIR, baru HULU". Karena duit itu di HILIR (baca: konsumen).
Trus Produksinya? Di SUB ke Produsen yang HANDAL. Karena Produksi itu ribetnya minta ampun. Kalo di YEA, kita berikan pelajaran ini di Praktek HomeBiz. Biar ngerasain produksi seperti apa. "Tapi kalo diSUB, untungnya kan jadi TIPIS?" → Gak papa, yang penting perputaran cepat dan lancar..!
Penutup..
Mas Bule bilang, "Get the market first, reduce the production cost later..!" Paham gak? *tepokjidat
Subscribe to:
Posts (Atom)